Setelah mendapatkan penjelasan dari Shi Zhikang, Han Sen memahami permasalahannya.Pada awalnya, Shi sedang bermain melawan Burung. Shi kurang mahir dalam permainan ini dan jarang menang dalam Jaringan Pertarungan, maka dia agak menyombongkan diri setelah memenangkan beberapa ronde melawan Burung.
Shi bersikap sopan, sehingga dia hanya menyombongkan dirinya dan tidak mengatakan hal yang buruk tentang lawannya. Walaupun demikian, Burung tersinggung dan meminta Ma.n.u.sia Dewa untuk membalas dendam untuknya. Itu sebenarnya bukan masalah. Shi memang suka pamer dan itu adalah konsekuensinya.
Namun, Ma.n.u.sia Dewa mengutuk dan berkata Shi tolol. Dan Burung juga menertawakan Shi.
Shi bukan tipe yang mudah memaafkan dan karena itu terjadi pertengkaran di antara mereka. Tetapi bagaimanapun juga, keahlian bermainnya terbatas dan dia tidak mempunyai kepercayaan diri ketika bertengkar dengan Ma.n.u.sia Dewa, sehingga membuat Shi mendidih karena marah.
"Sen, bantu aku menghancurkan pasangan yang menjijikan ini. Aku sangat marah," Shi mengamuk.
"Siap." Han Sen menyalakan jaringan komunikasinya dan masuk ke permainan.
"Tunggu saja. Aku meminta kakakku untuk memberimu pelajaran, dan kita akan melihat siapa yang tolol," Shi melihat Han Sen masuk ke permainan dan berkata kepada Ma.n.u.sia Dewa.
"Ha,ha, siapaun yang datang samsama tidak berguna. Kakak dari bajingan pasti juga bajingan. Aku dapat mengalahkan bajingan sebanyak yang kau mau," kata Ma.n.u.sia Dewa dengan sombong.
"Kau tunggu saja." Shi mendesak Han Sen untuk masuk.
Alasan Shi bermain adalah aplikasinya untuk bergabung dengan Perk.u.mpulan Tangan Dewa telah ditolak. Walaupun Zhang Yang dan Lu Meng diterima, mereka juga tidak bergabung demi Shi.
Merasa bersalah, Shi ingin meningkatkan kemampuannya dengan berlatih dan mencoba untuk mendaftar lagi nanti. Bagaimanapun juga, selain Ji Yanran, ada banyak gadis cantik dalam perk.u.mpulan dan akan memalukan jika mereka tidak bergabung.
Itulah alasannya dia menghabiskan cukup banyak waktu pada permainan ini. Tidak menduga hal seperti ini terjadi, dia merasa marah dan berharap pada Han Sen untuk membalaskan dendam untuknya.
"Ha,ha, siapapun yang kau panggil. Kakak Long adalah tulang punggung Perk.u.mpulan Tangan Dewa, dan 20 besar dalam kontes tahun lalu," kata Burung dengan bangga.
"Adik manis, kita harus rendah diri dan memberikan mereka sedikit harapan. Ha,ha…" w.a.n.g Long menyeringai.
Ini adalah kesempatan langka baginya untuk memamerkan dirinya di hadapan seorang gadis, jadi dia harus melakukan yang terbaik. w.a.n.g Long penuh percaya diri.
Dia adalah anggota penting dalam Perk.u.mpulan Tangan Dewa dan mengenal setiap pemain yang bagus dalam kampus. Bahkan jika dia tidak mengenalnya langsung, dia akan mengenali ident.i.tasnya. Jika seseorang yang lebih baik daripada dirinya muncul, dia akan mengetahuinya dan orang itu mungkin mengenali ident.i.tasnya juga dan menghormatinya.
w.a.n.g Long segera melihat seseorang masuk ke dalam ruangan dan memeriksa ident.i.tas orang itu. Dia hampir menyemburkan tawa.
"Pacarku adalah Ji Yanran, dasar pecundang! Pecundang macam apa yang akan menamakan dirinya seperti itu? Dia mencari masalah." w.a.n.g Long bertanya, "Dia adalah temanmu?"
"Iya. Apa ada masalah?" Shi tidak percaya diri. Terakhir kali ketika dia mencoba untuk mendaftar, Perk.u.mpulan Tangan Dewa tidak memiliki pemain bagus yang bernama w.a.n.g Long. Walaupun dia tahu Han Sen bagus, w.a.n.g Long tampaknya adalah salah satu ketua dalam perk.u.mpulan dan berada dalam 10 besar di kampus, maka dia bisa dianggap sebagai pro. Shi tidak yakin apakah Han Sen dapat mengalahkannya.
"Tidak. Aku bermaksud untuk bermain dengan santai, tetapi setelah aku melihat ident.i.tasnya, aku harus memberinya pelajaran." w.a.n.g Long kemudian mengirimkan undangan kepada Han Sen.
Han Sen tidak ragu-ragu mengklik "setuju," dan keduanya masuk dalam permainan.
Burung yang sedang menonton mencemooh, "Dia pastinya sangat terangsang sehingga menamakan dirinya seperti itu. Memalukan."
"Kita belum tahu siapa yang memalukan," Shi membantah. Walaupun dia tidak merasa yakin dengan hasilnya, dia tidak akan membiarkan seorang wanita melemparkan komentar yang keji pada saudaranya.
"Hasilnya jelas. Kau bajingan tidak akan pernah dapat menang dari Kakak Long. Mungkin kau dapat bermimpi dalam kehidupan yang lain," kata Burung dengan penuh penghinaan.
Shi menggertakkan giginya dan tidak berbicara. Jika dia mengumpat, dia akan merendahkan harga dirinya.
Dan Shi tidak yakin dengan hasilnya. w.a.n.g Long berada dalam 20 besar, dan masih diragukan apakah Han Sen dapat mengalahkannya.
w.a.n.g Ling sudah siap memberikan Han Sen pelajaran. Dan karena dia ingin memberikannya pelajaran, dia tidak akan membatasi tangannya pada t.i.tik-t.i.tik di sisinya, tetapi harus membuat lawannya tidak dapat menyentuh t.i.tik-t.i.tik sama sekali.
"Nak, ini hari naasmu. Dengan ident.i.tas seperti itu, aku akan mengganti nama keluargaku jika aku tidak dapat mengalahkanmu." w.a.n.g Ling melihat t.i.tik-t.i.tik muncul dan meraih t.i.tik-t.i.tik di sisi lain.
Tetapi tepat ketika tangannya dijulurkan, dia kaget melihat lawannya sudah menyentuh t.i.tik itu. Dia segera menyimpulkan bahwa itu hanya keberuntungan murni dan dia harus lanjut.
Tetapi ketika segalanya terjadi, wajahnya menjadi membeku. Dan Burung juga tercengang.
Setiap kali w.a.n.g Long menjulurkan tangannya, Han Sen telah menyentuh t.i.tik yang dia tuju. Dan dia tidak mendapatkan poin sama sekali setelah mencoba belasan kali.
"Sial, aku bertemu jagoannya." Merasa gelisah, w.a.n.g Long tidak lagi mencoba menyentuh t.i.tik-t.i.tik di sisi Han Sen dan berfokus pada sisinya sendiri.
Tetapi sudah terlambat, skor akhir adalah 100 lawan 29, Han Sen mendapatkan semuanya dan w.a.n.g hanya mendapatkan 29 pada sisinya dan terlewatkan 71.
Melihat skor ini, wajah Burung menggelap ketika Shi Zhikang tertawa dan mengetik, "Ini yang kau katakan 20 besar? Adik, kau telah dibohongi. Seratus lawan dua puluh sembilan. Jika pemain seperti ini bisa 20 besar, maka Perk.u.mpulan Tangan Dewa juga payah. Adik, dengarkan aku. Jika dia berbohong untuk meminta uang darimu, itu tidak apapa. Jika kau belum kehilangan tubuhmu, berhenti saja…"
Burung diam saja dan w.a.n.g Long menjadi pucat. Dia langsung mengundang Han Sen lagi dan berpikir mungkin dia hanya menggunakan strategi yang buruk sebelumnya. Mungkin dia kalah karena dia menargetkan t.i.tik-t.i.tik di sisi lain. Dia ingin membuktikan dirinya, atau dia akan kehilangan muka.
Han Sen mengklik "setuju" dan keduanya mulai lagi. w.a.n.g Long menggunakan segenap tenaga pada t.i.tik-t.i.tik di sisinya dan bahkan tidak melihat pada sisi Han Sen. Namun, seperti yang diamati Burung, kecepatan mereka sangat berbeda seperti sepeda dan sepeda motor. Bahkan seorang idiot dapat mengetahui bahwa mereka tidak berada pada tingkat yang sama.