"Semut hantu berdarah sakral terbunuh. Jiwa binatang semut hantu berdarah sakral diperoleh. Makan dagingnya untuk memperoleh nol sampai sepuluh poin geno sakral secara acak."Semut hantu berdarah sakral akhirnya jatuh di hadapan Han Seng. Mendengar suara dalam pikirannya, Han Sen hanya ingin tertawa lebar. Satu lagi jiwa binatang berdarah sakral diperoleh, dan ini adalah baju baja yang sebagus baju baja k.u.mbang hitam miliknya.
"Sen, kau menakjubkan. Itu adalah mahkluk berdarah sakral?" Lin Beifeng berlari kembali dan bertanya pada Han Sen.
"Pastinya," kata Han Sen sambil tersenyum.
"Sen, apakah kau memperoleh jiwa binatangnya?" Lin menatap Han Sen dan bertanya.
"Yup." Han Sen tidak berbohong. Karena Lin telah melihat baju baja jiwa binatang mutan, dia akan mengenali versi berdarah sakral. Tidak perlu mengingkarinya.
"Jiwa binatang berdarah sakral! Jujur saja, apakah kau meniduri Dewi Fortuna?" Lin meraih pundak Han Sen dan menggoyangnya dengan keras.
Tetapi Lin Beifeng tidak mencoba untuk membeli jiwa binatang berdarah sakral maupun dagingnya. Setelah Lin tenang kembali, Han Sen tersenyum dan berkata padanya," Lin, aku juga sangat memerlukan jiwa binatang berdarah sakral dan dagingnya, jadi aku tidak dapat membaginya. Kau dapat mengambil lebih banyak daging semut mutan jika kau mau."
Lin Beifeng memutar matanya pada Han Sen. "Buat apa aku mengambilnya? Menjualnya? Apakah aku terlihat miskin bagimu?"
"Mungkin kau dapat membawanya kembali dan lihat apakah kau dapat menukarnya dengan jiwa binatang mutan," Han Sen tertawa.
Lin Beifeng berkata, "Setelah aku melihat baju baja jiwa binatang semut hantu mutan, aku tidak menginginkan jiwa binatang mutan lainnya sekarang. Aku belum tentu dapat menukarnya untuk jiwa binatang, dan kalau aku bisa, aku sedang tidak ingin melakukannya."
Lin Beifeng menatap pada Han Sen dan berkata, "Aku tidak menginginkan hal yang lain. Tetapi jika kau mau menjual baju baja semut hantu berdarah sakral, kau harus mencariku lagi."
Lin Beifeng telah memikirkan hal ini dengan baik-baik. Han Sen akan segera memasuki Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua dan pada saat itu, dia masih memiliki kesempatan untuk mendapatkan baju baja semut hantu berdarah sakral.
"Ok, aku berjanji padamu. Jika aku mau menjualnya, aku akan bertanya padamu dulu," Han Sen segera menyetujuinya.
"Sepakat." Lin menjulurkan tangannya dan ingin bersumpah.
"Bukankah ini terlalu kekanak-kanakkan?" Han Sen merasa malu.
"Aku tidak peduli." Lin mengaitkan kelingkingnya dengan kelingking Han, sambil bergumam, "Siapapun yang mengingkari janji akan memiliki sepuluh istri dan tidak ada p.e.n.i.s."
"Sial! Itu jahat." Han Sen cepat-cepat menyingkirkan jari Lin.
"Begitulah adanya." Lin tertawa.
Lalu keduanya membereskan sisa semut hantu mutan, yang seluruhnya berjumlah 500. Sebagian besar berakhir dalam perut raja cacing, yang mungkin tidak berdasar.
Han Sen mengeringkan dan menyimpan 100 semut hantu untuk makanan Meowth. Dan sisanya masuk dalam perut raja cacing.
Selain lima semut yang dia makan, Lin Beifeng tidak tertarik dengan daging mutan. Han Sen memintanya untuk membawa sebagian pulang, tetapi dia menolak. Lin terus menerus memohon Han Sen untuk memberitahunya segera jika ingin menjual baju baja semut hantu berdarah sakral.
Han Sen meyakinkannya bahwa dia akan melakukannya.
Lin Beifeng menatap Han Sen memakan satu panci semut hantu berdarah sakral rebus dan meminum cairannya, merasa kesal.
Lima poin geno sakral tambahan diperoleh, Han Sen telah memperoleh 45 poin geno sakral, hampir setengah dari maksimum. Dan Han Sen hanya masuk ke Tempat Suci Para Dewa sekitar setahun yang lalu.
Untuk membuat Lin Beifeng merasa senang, Han Sen memberinya baju baja semut hantu mutan lebih dahulu. Maka setelah Lin balik ke Tempat Penampungan Baju Baja, dia segera membawa kerangka Perang yang dia bicarakan pada Han Sen.
Tentu saja, itu hanya sebuah kotak logam campuran perak berukuran koper. Walaupun berat, sulit membayangkan bahwa dalamnya berisi kerangka perang dengan tinggi lebih dari 12 kaki.
Dalam Tempat Suci Para Dewa, tidak ada cara untuk menguji kerangka perang, namun Han Sen percaya bahwa Lin Beifeng tidak akan menipunya demi jiwa binatang mutan. Oleh karena itu, dia meninggalkan Tempat Suci Para Dewa dengan membawa kotak itu.
Waktu sudah malam saat Han Sen teleportasi kembali ke sekolah. Dia berhenti sejenak dan pergi ke gudang ke-7 dengan kerangka perang biologis super.
Gudang itu kosong. Han Sen membuka kotak dengan cara yang diajarkan oleh Lin Beifeng.
Secercah cahaya diproyeksikan dari dalam kotak dan memindai tubuh Han Sen. "Pindai selesai. a.n.a.lisa selesai. Kerangka perang biologis super Pembunuh Perak terbuka."
Pada saat kotak itu dibuka, cairan seperti raksa bercampur dengan partikel warna warni mengalir keluar dari kotak. Seluruh kotak kemudian menjadi bagian dari cairan dan mengalir menuju Han Sen. Dia segera terbungkus dengan cairan itu.
Perasaan itu sulit untuk digambarkan. Seperti Ma.n.u.sia Besi yang sedang mengenakan baju bajanya, tetapi sedikit berbeda dalam hal seluruh bagian terkonstruksi dari partikel-partikel.
Tidak lama kemudian, kerangka perang humanoid setinggi lebih dari 12 kaki muncul di tempat Han Sen berdiri tadi dan Han Sen sedang duduk di kokpit yang sempit.
Han Sen hanya dapat memuji kehebatan ilmu pengetahuan. Sebuah kotak kecil dengan berat kurang dari seratus pon dapat berubah menjadi kerangka perang yang begitu besar. Dan bobotnya juga bersaing dengan kerangka kerang biasa.
"Sayangnya, ilmu pengetahuan ma.n.u.sia sama sekali tidak berguna di Tempat Suci Para Dewa. Kalau tidak demikian, ma.n.u.sia telah mendominasi Tempat Suci Para Dewa, dan seluruh makhluk akan musnah." Han Sen mengeluh.
Sebenarnya, alasan mengapa Han Sen memiliki gagasan ini adalah dia masih berada di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama. Jika dia berevolusi dan pergi ke tempat yang lebih tinggi, dia akan berubah pikiran.
Han Sen mencoba untuk mengendarai Pembunuh Perak, yang memang sehebat yang dikatakan oleh Lin Beifeng. Kerangka perang sekecil ini sebenarnya lebih bertenaga daripada yang berat seperti Pembangun, dan tentu saja lebih fleksibel.
Sepanjang tingkat keahlian operasi sudah mencukupi, Pembunuh Perak dapat melakukan seluruh pergerakan yang dilakukan ma.n.u.sia.
Seperti yang dikatakan oleh Lin Beifeng, kelemahan dalam sistem senjata, Pembunuh Perak sempurna.
Tentu saja, semakin sulit mengoperasikannya, semakin besar beban yang diemban pengendalinya. Sebagian besar orang akan mengalami kesulitan untuk mengendalikan tubuhnya sendiri saat berada dalam roller coaster. Sama halnya dengan mengoperasikan kerangka perang dengan kecepatan tinggi juga buat sesuatu yang dapat dilakukan oleh semua orang.
"Bagaimanapun juga, ini hanya prototipe dari laboratorium militer, maka tidak mungkin melengkapinya dengan sistem senjata. Atau mereka tidak akan memberikannya kepada Lin." Han Sen merasa puas. Walaupun tidak ada sistem senjata, Han Sen dapat memasang senjata individu sendiri, seperti pedang laser, senapan laser dan senapan partikel.
Singkat kata, Han Sen merasa tambah puas dengan Pembunuh Perak. Jika bukan berkat Lin Beifeng, dia tidak akan pernah memiliki kerangka perang seperti ini untuk sebuah jiwa binatang mutan.